Senin, 10 Juli 2017

Alam dan Lingkungan

Jangan ambil apapun kecuali gambar, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, jangan bunuh apapun kecuali waktu.

Kutipan di atas adalah sepenggal kode etik atau semboyan yang harus ditaati oleh seorang pecinta alam. sebagai seorang pecinta alam, kita tidak akan terlepas dari alam dan lingkungan. Prinsip dan aturannya pun harus kita pahami dan taati jika memang kita adalah "pecinta alam". Sebagai salah seorang pecinta alam, terlintas di benak kita bahwa semua orang pada dasarnya cinta dan peduli dengan alam dan lingkungan hanya saja kadar rasanya yang berbeda-beda. Dan itu lumrah sekali terjadi. Kita hidup di masyarakat dengan banyak orang, banyak kepala, banyak pemikiran, membuat satu tujuan bukan hal mudah. Tapi itu bisa dilakukan ketika kita mulai membiasakan diri kita untuk peduli dengan alam dan lingkungan mulai dari lingkungan terkecil kita yaitu dari diri sendiri dan keluarga. Yup, kita tidak perlu memberi contoh orang lain untuk mencintai alam dan sadar lingkungan melainkan menjadikan diri kita sebagai teladan agar setidaknya orang sekitar kita memiliki kepedulian yang sama dengan kita. Sederhananya, nggak perlu banyak bicara yang penting aksi nyata saja. Benar nggak, guys? 

Sebagai manusia, sebagai bagian dari alam, sebagai bagian dari masyarakat, saya ingin mengajak teman-teman semua untuk sadar tentang peranan kita sebagai manusia. Kita membutuhkan manusia lain, membutuhkan alam, membutuhkan lingkungan karena itu jika sadar kita membutuhkannya ada baiknya kita sadar diri bahwa kita juga harus merawat, menjaga dan melestarikan. Kenapa begitu? Jawabannya, segala sesuatu di alam juga akan habis apabila kita hanya mau menikmati tanpa menjaga, karena itu mulai dari diri sendiri kita bangun sinergi diri lalu memulai aksi nyata dari hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk alam dan lingkungan. Tak perlulah melakukan aksi muluk-muluk, cukup aksi nyata yang berkelanjutan. So, semangat menjaga dan melestarikan alam, Guys. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? 


Salam



_11 Juli 2017_

Senin, 15 Mei 2017

Salam Lestari dari Treppa Jr

Salam Lestari,

Perkenalkan (karena ini blog baru), kami adalah komunitas Treppa Jr yang bermukim di Dsn. Kesiman Ds. Sukoreno Kec.Prigen Kab. Pasuruan. Kami baru saja merilis jalur pendakian di akhir tahun 2016 dan selesai pada Maret 2017. Jalur tersebut kami resmikan pada Sabtu (25/3) di lapangan olahraga SDN Sukoreno 1. Dalam peresmian tersebut kami menggelar acara syukuran yang didatangi oleh pihak Perhutani, BLH dan anggota komunitas Treppa Jr. Jika dalam berita yang termuat, belum dijelaskan apa unik dan bedanya jalur kami. Maka di sinilah kami akan menjelaskannya.

Dusun Kesiman, sebenarnya sudah memiliki jalur pendakian hanya saja belum terawat da tertata apik. Karena kami gencar mengikuti kegiatan pendakian dan merasa miris dengan kondisi yang ada kami memutuskan membangunnya. Di samping keindahan alam Kesiman yang memikat. 

Fokus utama yang kami lakukan adalah mencari sumber mata air sehingga para pendaki tidak usah khawatir kehabisan air minum. Tentu mengubah mitos Gunung Penanggungan kering bukan hal mudah. Kami harus menempuh perjalanan panjang nan terjal untuk menemukannya. Alhasil apa yang kami upayakan tak sia-sia. Kami berhasil menemukan sumber mata air itu. Sehingga ini menjadi pembeda yang dimiliki jalur kami. Jika jalur pendakian Jolotundo, Trawas menawarkan jejak sejarah lewat candi-candinya, jika jalur pendakian Tamiajeng, Trawas menawarkan uji adrenalin akibat jalur yang menanjak dengan kemiringan hampir 45 derajat, maka yang kami tawarkan adalah pesona baru, panorama baru yang masih "perawan" dengan sumber airnya. 

Jadi, bagi kalian yang ingin mendaki Gunung Penanggungan dan ingin merasakan sensasi bedanya, tidak ada rugi atau salahnya mencoba menapaki jalur kami. Silakan datang ke Dsn. Kesiman Ds. Sukoreno Kec. Prigen Kab. Pasuruan dan ikuti palang penunjuk jalan pos pendakian. Setelahnya, bersiaplah berpetualang ^_^. 

Tentu sebagai pendaki dan pecinta alam, kalian sudah hafal asas yang harus ditaati. Jadi mohon usahakan jangan sekali-kali meninggalkan sampah. Kasihan alamnya, jika kalian datang hanya untuk "nyampah". Oke, Guys??


Well, kami tunggu kedatangan dan kunjungan kalian. See you on Kesiman-Sukoreno ^_^

Jungkir Balik Demi Puncak Pawitra

DUSUN Kesiman, Pasuruan kini tak terisolasi lagi setelah komunitas Treppa Jr berhasil merintis jalur pendakian menuju puncak Pawitra atau Gunung Penanggungan. 

Syukuran pun digelar, Sabtu (25/3/2017) di lapangan olahraga SDN Sukoreno 1 Pasuruan. Usai potong tumpeng dan syukuran, peserta melakukan pendakian bersama menuju puncak Pawitra. Hujan turun mengguyur, namun peserta tetap antusias mendaki. Dengan ransel besar di punggung, 75 pendaki sigap menuju puncak Pawitra yang harus ditempuh selama lima hingga enam jam perjalanan.

Mohammad Kholiq Ridhoi (21), mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas Negeri Malang, yang prihatin dengan keterasingan Kesiman. Ide pembebasan yang muncul di tahun 2014 itu baru digarap medio 2016 dan selesai dirintis pada Maret 2017.Keprihatinan Kholiq diimbuh kondisi anak muda Dusun Kesiman, Desa Sukoreno, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan yang menjadi incaran narkoba. Bersama komunitas pendaki Treppa Jr mereka mulai membuka jalur menuju Pawitra

Selama proses pembangunan, kendala yang kerap mereka alami adalah jumlah anggota yang ikut tak menentu sehingga memakan waktu lama menuntaskannya.Bahkan Kholiq rela menunggak revisi proposal skripsi demi menyelesaikan pembangunan jalur ke Pawitra ini. Namun ia tak menyesal dengan apa yang sudah dilakukan, sebab ia ingin berbagi untuk tanah kelahirannya.

Setelah jungkir balik membangun jalur pendakian, Kholiq berharap banyak pendaki yang datang menikmati keindahan Kesiman dan sepanjang perjalanan menuju Pawitra. Kendati di jalur tersebut belum dilengkapi pos resmi dan untuk sementara menumpang di warung rumahnya. Cara lain yang diikhtiarkannya adalah meminta teman-teman komunitas mempromosikannya lewat sosial media.

Sumber: https://surabaya.tribunews.com/2017/05/08/jungkir-balik-demi-puncak-pawitra) 
NB: Berita dimuat di koran Harian Pagi Surya Edisi Selasa, 09 Mei 2017


Alam dan Lingkungan

Jangan ambil apapun kecuali gambar, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, jangan bunuh apapun kecuali waktu. Kutipan di atas adalah s...